(RESPIRASI HEWAN)
Laporan
disusun untuk memenuhi tugas praktikum Biologi kelas XI
hari, tanggal : Senin, 11 Maret 2014
guru pendamping : Fajar Adinugraha, S.Pd
oleh
1. Davis / 4 / XI IPA
2. Florencia / 6 / XI IPA
3. Gilbert/9/XI IPA
4. Mary/19/XI IPA
SMA CITRA KASIH JAKARTA
2014
I. Tujuan
Praktikum
Menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan insekta.
II. Dasar Teori
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga
oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan
bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen
berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
·
Alat
Respirasi pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga danarthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangkaluar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yangberlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar
masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh
jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi
cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebuttrakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan
kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
·
Alat Pernapasan pada Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga
mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang
karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan
glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu
dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah
berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea)kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke
kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat
terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan
kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik
paru-paru mamalia
|
III. Alat dan
Bahan
1.
Respirometer
2.
Larutan KOH 4% atau Kristal NaOH
3.
Larutan eosin
4.
Berbagai jenis serangga
IV. Cara Kerja
1.
Kami memeriksa respirometer untuk
memastikan di dalam respirometer tidak
ada air.
2.
Lalu kami menetesi kapas degan KOH
atau Kristal NaOH. Setelah itu kapas
dimasukkan ke dalam botol respirometer.
Jangan sampai terkena tangan, gunakan pinset.
3.
Kemudian kami menimbang insekta
yang kami gunakan dan memasukannya ke dalam botol respirometer yang ditutup dan
tutup botol tersebut kami olesi dengan
Vaseline agar tidak bocor.
4.
Respirometer kami letakan di atas meja. Pada ujung pipa, kami tetesi
dengan larutan eosin menggunakan pipet.
Sebelumnya, di bawah ujung pipa sudah kami alasi tissue / kapas agar eosin
tidak tercecer.
5.
Kami mengamati mulai titik awal
eosin, apakah ada gerakan dari eosin. Kami melakukan pengukuran setiap 1 menit
hingga seluruhnya menjadi 5 menit. Kami mengulangi hal yang sama untuk 5 menit
kedua dan 5 menit ketiga.
6.
Kalau masih ada waktu, percobaan
ini dapat lakukan berulang kali dengan menggunakan jenis insekta yang lain.
V. Data/Hasil
Pengamatan
No
|
Hewan
|
5
menit I
(menit
ke -)
|
Rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
kodok
|
0.1
|
0.17
|
0.14
|
0.12
|
0.14
|
0.134
|
2
|
cicak
|
0.17
|
0.14
|
0.12
|
0.06
|
0.08
|
0.114
|
No
|
Hewan
|
5
menit II
(menit
ke -)
|
Rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
kodok
|
0.17
|
0.21
|
0.13
|
0.12
|
0.12
|
0.15
|
2
|
cicak
|
0.18
|
0.05
|
0.07
|
0.17
|
0.05
|
0.104
|
No
|
Hewan
|
5
menit III
(menit
ke-)
|
Rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
kodok
|
0.15
|
0.22
|
0.18
|
0.17
|
0.1
|
0.164
|
2
|
cicak
|
0.18
|
0.16
|
0.12
|
0.12
|
0.11
|
0.138
|
VI. Analisis
Data
Jadi, dari praktikum yang telah dilakukan fungsi
respirometer digunakan untuk menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan
insekta. Dan fungsi dari KOH atau NaOH diletakan di dalam kapas adalah sebagai
pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Perbedaan
hasil percobaan di setiap 5 menit dikarenakan aktivitas yang dilakukan hewan
meningkat dan kadar oksigen di dalam menurun.
VII. Jawaban
Pertanyaan
1.
Apa guna respirometer?
·
Respirometer adalah alat untuk
menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan insekta .
2.
Apa fungsi KOH dan NaOH dalam
praktikum ini?
·
Fungsi dari Kristal NaOH atau KOH
pada percobaan ini yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam
repirometer menurun . Jika tidak diikat maka tekanan parsial dalam respirometer
akan tetap dan eosin tidak bias bergerak . akibatnnya volume oksigennya yang
dihirup serangga tidak bias diukur
3.
Adakah perbedaan jumlah oksigen
pada 5 menit I,II, dan III? Mengapa?
·
Ya , karena tentunnya pada menit ke
I , II , dan III insekta melakukan aktivitas seperti bergerak dalam botol
sehingga memakan energi yang semakin banyak sehingga pernafasannya semakin
cepat . Semakin lama kadar O2di dalam botol juga semakin menurun ,
sehingga frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk
meningkatkan pengambilan oksigen
VIII. Kesimpulan
Jadi, setelah dilakukan percobaan didapat bahwa setiap
hewan memiliki intensitas bernafas yang berbeda – beda. Sedangkan perbedaan
hasil pengamatan dikarenakan aktivitas hewan dan menurunnya kadar oksigen dalam
respirometer.
Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah hewan yang akan
di pakai saat praktikum sebaiknya di siapkan oleh pihak sekolah sehingga siswa
tidak susah payah mencari hewan yang akan digunakan saat praktikum.
IX. Daftar
Pustaka
Dari situs :
2000. Sistem Respirasi pada Hewan. Online
at http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0074%20Bio%202-8a.htm
[diakses tanggal 15 Maret 2014]
Dosso Sang I. 2013. Praktikum Respirasi
pada Serangga. Online at http://www.praktikumbiologi.com/2013/02/praktikum-respirasi-pada-serangga.html
[diakses tanggal 14 Maret 2014]