Sabtu, 15 Maret 2014


(RESPIRASI HEWAN)

Laporan

disusun untuk memenuhi tugas praktikum Biologi kelas XI
                                        hari, tanggal          :    Senin, 11 Maret 2014
                                        guru pendamping : Fajar Adinugraha, S.Pd





oleh
           1.     Davis / 4 / XI IPA
           2.    Florencia / 6 / XI IPA
           3.    Gilbert/9/XI IPA
           4.    Mary/19/XI IPA





SMA CITRA KASIH JAKARTA

2014
I. Tujuan Praktikum

Menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan insekta.

II. Dasar Teori

Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

·         Alat Respirasi pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga danarthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangkaluar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yangberlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebuttrakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.

·         Alat Pernapasan pada Katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia

  
III. Alat dan Bahan

1.      Respirometer
2.      Larutan KOH 4% atau Kristal NaOH
3.      Larutan eosin
4.      Berbagai jenis serangga

IV. Cara Kerja

1.      Kami memeriksa respirometer untuk memastikan  di dalam respirometer tidak ada air.
2.      Lalu kami menetesi kapas degan KOH atau  Kristal NaOH. Setelah itu kapas dimasukkan  ke dalam botol respirometer. Jangan sampai terkena tangan, gunakan pinset.
3.      Kemudian kami menimbang insekta yang kami gunakan dan memasukannya ke dalam botol respirometer yang ditutup dan  tutup botol tersebut kami olesi dengan Vaseline agar tidak bocor.
4.      Respirometer kami  letakan di atas meja. Pada ujung pipa, kami tetesi dengan larutan eosin  menggunakan pipet. Sebelumnya, di bawah ujung pipa sudah kami alasi tissue / kapas agar eosin tidak tercecer.
5.      Kami mengamati mulai titik awal eosin, apakah ada gerakan dari eosin. Kami melakukan pengukuran setiap 1 menit hingga seluruhnya menjadi 5 menit. Kami mengulangi hal yang sama untuk 5 menit kedua dan 5 menit ketiga.
6.      Kalau masih ada waktu, percobaan ini dapat lakukan berulang kali dengan menggunakan jenis insekta yang lain.

V. Data/Hasil Pengamatan
No
Hewan
5 menit I
(menit ke -)
Rata
1
2
3
4
5
1
kodok
0.1
0.17
0.14
0.12
0.14
0.134
2
cicak
0.17
0.14
0.12
0.06
0.08
0.114


No
Hewan
5 menit II
(menit ke -)
Rata
1
2
3
4
5
1
kodok
0.17
0.21
0.13
0.12
0.12
0.15
2
cicak
0.18
0.05
0.07
0.17
0.05
0.104

No
Hewan
5 menit III
(menit ke-)
Rata
1
2
3
4
5
1
kodok
0.15
0.22
0.18
0.17
0.1
0.164
2
cicak
0.18
0.16
0.12
0.12
0.11
0.138


VI. Analisis Data

Jadi, dari praktikum yang telah dilakukan fungsi respirometer digunakan untuk menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan insekta. Dan fungsi dari KOH atau NaOH diletakan di dalam kapas adalah sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Perbedaan hasil percobaan di setiap 5 menit dikarenakan aktivitas yang dilakukan hewan meningkat dan kadar oksigen di dalam menurun.

VII. Jawaban Pertanyaan

1.      Apa guna respirometer?

·         Respirometer adalah alat untuk menganalisis pemanfaatan oksigen pada hewan insekta .

2.      Apa fungsi KOH dan NaOH dalam praktikum ini?

·         Fungsi dari Kristal NaOH atau KOH pada percobaan ini yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam repirometer menurun . Jika tidak diikat maka tekanan parsial dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bias bergerak . akibatnnya volume oksigennya yang dihirup serangga tidak bias diukur
3.      Adakah perbedaan jumlah oksigen pada 5 menit I,II, dan III? Mengapa?

·         Ya , karena tentunnya pada menit ke I , II , dan III insekta melakukan aktivitas seperti bergerak dalam botol sehingga memakan energi yang semakin banyak sehingga pernafasannya semakin cepat . Semakin lama kadar O2di dalam botol juga semakin menurun , sehingga frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen

VIII. Kesimpulan

Jadi, setelah dilakukan percobaan didapat bahwa setiap hewan memiliki intensitas bernafas yang berbeda – beda. Sedangkan perbedaan hasil pengamatan dikarenakan aktivitas hewan dan menurunnya kadar oksigen dalam respirometer.
Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah hewan yang akan di pakai saat praktikum sebaiknya di siapkan oleh pihak sekolah sehingga siswa tidak susah payah mencari hewan yang akan digunakan saat praktikum.

IX. Daftar Pustaka

Dari situs :
2000. Sistem Respirasi pada Hewan. Online at http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0074%20Bio%202-8a.htm [diakses tanggal 15 Maret 2014]

Dosso Sang I. 2013. Praktikum Respirasi pada Serangga. Online at http://www.praktikumbiologi.com/2013/02/praktikum-respirasi-pada-serangga.html [diakses tanggal 14 Maret 2014]